Dalam teori big bang alam semesta dijelaskan tercipta dari titik tungal
yang amat kecil bervolume Nol. Kepadatan materi jagat raya dalam volume
Nol ini kemudian tersebar keseluruh penjuru alam semesta setelah
terjadinya ledakan besar yang diberi istilah big bang dalam bahasa
Inggris.
Berkembangnya alam semesta dari satu titik tunggal hingga sebesar saat
ini kemudian diilustrasikan dalam bentuk kerucut. Ilustrasi ini
digunakan oleh para ilmuwan untuk memudahkan menjelaskan tahap-tahap
penciptaan alam semesta dalam teori big bang.
Bentuk pola kerucut ini kemudian dikait-kaitkan dengan Sangkakala hari
kiamat sebagaimana yang disampaikan dalam sabda Nabi Muhammad SAW
sebagaimana berikut ini,
Abu Hurairah ra berkata :
Rasulullah saw bersabda :
“Ketika
Allah telah selesai menjadikan langit dan bumi, Allah menjadikan
sangkakala (terompet) dan diserahkan kepada malaikat Isrofil, kemudian
ia letakkan dimulutnya sambil melihat ke Arsy menantikan bilakah ia
diperintah. Saya bertanya : “Ya Rasulullah apakah sangkakala itu?” Jawab
Rasulullah : “Bagaikan tanduk dari cahaya.” Saya tanya : “Bagaimana
besarnya?” Jawab Rasulullah : “Sangat besar bulatannya, demi Allah yang
mengutusku sebagai Nabi, besar bulatannya itu seluas langit dan bumi,
dan akan ditiup hingga tiga kali. Pertama : Nafkhatul faza’ (untuk
menakutkan). Kedua : Nafkhatus sa’aq (untuk mematikan). Ketiga:
Nafkhatul ba’ats (untuk menghidupkan kembali atau membangkitkan).”
Pertama. Dalam sabda tersebut dijelaskan bahwa bentuk Sangkakala bagai
tanduk dari cahaya. Tanduk berbentuk kerucut. Ini merupakan penggambaran
jejak sejarah penciptaan alam semesta sebagaimana dalam ilustrasi teori
big bang.
Kedua. Ketika ditanya besar ukurannya maka dijelaskan besarnya seluas
langit dan bumi. Dalam Al-Qur’an dan Hadits kosakata bumi (al-ardh) bisa
mewakili seluruh materi benda angkasa yang serupa dengan bumi.
Sedangkan langit (as-samaa’) bisa mewakili ruang jagat raya yang maha
luas ini. Sehingga besarnya Sangkakala mencakup ruang semesta jagat raya
ini.
Sekitar tahun 2005 silam sekelompok ilmuwan yang dipimpin oleh Prof.
Frank Steiner dari Universitas Ulm, Jerman melakukan observasi terhadap
alam semesta untuk menemukan bentuk sebenarnya dari alam semesta raya
ini sebab prediksi yang umum selama ini mengatakan bahwa alam semesta
berbentuk bulat bundar atau prediksi lain menyebutkan bentuknya datar
saja.
Dengan menggunakan sebuah peralatan canggih milik NASA yang bernama
“Wilkinson Microwave Anisotropy Prob” (WMAP), mereka mendapatkan sebuah
kesimpulan yang sangat mencengangkan karena menurut hasil penelitian
tersebut alam semesta ini ternyata berbentuk seperti terompet..!!
Di mana pada bagian ujung belakang wilayah “terompet” alam semesta itu
merupakan alam semesta yang tidak bisa diamati (unobservable), sedang
bagian depan, di mana bumi dan seluruh sistem tata surya berada
merupakan alam semesta yang masih mungkin untuk diamati (observable).
Bentuk Alam Semesta Di dalam kitab
Tanbihul Ghofilin Jilid 1 hal. 60 ada sebuah hadits panjang yang menceritakan tentang kejadian kiamat yang pada bagian awalnya sangat menarik untuk dicermati.
Dalam hadits di atas disebutkan bahwa sangkakala atau terompet malaikat
Isrofil itu bentuknya seperti tanduk dan terbuat dari cahaya. Ukuran
bulatannya seluas langit dan bumi. Bentuknya laksana tanduk mengingatkan
kita pada terompet orang–orang jaman dahulu yang terbuat dari tanduk.
Kalimat seluas langit dan bumi dapat dipahami sebagai ukuran yang
meliputi/mencakup seluruh wilayah langit (sebagai lambang alam tak
nyata/ghoib) dan bumi (sebagai lambang alam nyata/syahadah). Atau dengan
kata lain, bulatan terompet malaikat Isrofil itu melingkar membentang
dari alam nyata hingga alam ghoib. Jika keshohihan hadits di atas bisa
dibuktikan dan data yang diperoleh lewat WMAP akurat dan bisa
dipertanggungjawabkan maka bisa dipastikan bahwa kita ini bagaikan
rama-rama (kupu-kupu) yang hidup di tengah-tengah kaldera gunung berapi
paling aktif yang siap meletus kapan saja.
Satu lagi contoh dari banyaknya bukti tentang kebenaran Kitab Suci
akhirnya terkuak. Contohnya seperti dalam Al-Qur’an yang menyebutkan
bahwa janin berkembang dengan tiga fase, yang akhirnya menjadi patokan
bidang kedokteran di seluruh dunia.
Juga, bahwa matahari dan semua benda langit bergerak tanpa kecuali yang
pada masa dahulu disangkal oleh para ilmuwan ternyata juga ada di dalam
Al-Qur’an dan masih banyak kebenaran lainnya yang manusia belum dapat
menguaknya.
Perlu diketahui pula bahwa Nabi Muhammad bukanlah seorang saintis
apalagi seorang astronomis, namun itu semua sudah ada di kitab yang
berusia lebih dari 1.400 tahun yang lalu.
Bukti yang tadinya untuk akal manusia saja masih merupakan misteri.
Kenapa dan apa yang dimaksud dengan terompet (sangkakala) malaikat
Isrofil itu?
Dan Allah telah mengabarkan kedahsyatan terompet malaikat Isrofil itu dalam surah An Naml ayat 87 :
“Dan
pada hari ketika terompet di tiup, maka terkejutlah semua yang di langit
dan semua yang di bumi kecuali mereka yang di kehendaki Allah. Dan
mereka semua datang menghadapNya dengan merendahkan diri.” (An Naml 87)
Makhluk langit saja bisa terkejut apalagi makhluk bumi yang notabene
jauh lebih lemah dan lebih kecil. Pada sambungan hadits di atas ada
sedikit preview tentang seperti apa keterkejutan dan ketakutan makhluk
bumi kelak.
“Pada saat tergoncangnya bumi, manusia bagaikan orang mabuk sehingga ibu
yang mengandung gugur kandungannya, yang menyusui lupa pada bayinya,
anak-anak jadi beruban dan setan-setan berlarian.”
Ada sebuah pertanyaan yang menggelitik, jika terompetnya saja sebesar
itu, bagaimana dengan peniupnya dan bagaimana pula Sang Pencipta
keduanya?
Maha Besar dan Maha Benar Allah SWT dengan segala firmanNya.