Sering kali kita melihat anak-anak atau bahkan orang dewasa memainkan
gelembung sabun. Gelembung-gelembung tersebut tampak indah karena
terlihat berwarna-warni. Warna pada gelembung-gelembung tersebut
disebabkan karena adanya superposisi cahaya (tumpang tindih cahaya).
Refleksi
atau pantulan cahaya dari permukaan gelembung dan refleksi dari bagian
dalam gelembung yang transparan menyebabkan superposisi, sehingga
gelombang berwarna putih yang merupakan gabungan dari berbagai gelombang
warna, yang bersinar ke arahnya akan dipantulkan kembali dari luar dan
dari dalam secara bersamaan dan saling mempengaruhi. Superposisi
tersebut dapat menghambat gelombang warna tertentu yg ditangkap mata.
Ada yang menghambat gelombang warna merah, sehingga yang tertangkap mata
adalah warna hijau dan biru, ada yang menghambat warna kuning sehingga
memantulkan warna kebiruan, ada yang menghambat warna hijau sehingga
menghasilkan warna magenta, dan ada yang menghambat warna biru menjadi
warna kekuningan. Proses ini tidak sama dengan proses pembentukan
pembiasan cahaya pada pelangi, namun sama dengan proses terbentuknya
warna warni yang tertangkap pada solar/bensin dalam genangan air.
Jika
kita amati sebuah gelembung sabun dari jarak yang cukup dekat, kita
bisa melihat pantulan diri kita sendiri serta pantulan benda-benda di
sekeliling kita. Mengapa bisa demikian? Ini karena cahaya yang jatuh
pada sebuah gelembung sabun dipantulkan dan mencapai mata kita.
Setiap
cahaya yang datang akan dipantulkan oleh dua buah permukaan: permukaan
sisi luar gelembung dan permukaan sisi dalam gelembung. Mata kita
menangkap kedua cahaya pantulan itu. Karena masing-masing cahaya
pantulan itu adalah sebuah gelombang, yang memiliki frekuensi dan fase
tertentu, maka mata kita menjumlahkan kedua gelombang menjadi sebuah
gelombang baru. Istialh penjumlahan ini disebut sebagai interferensi.
Warna
dari gelombang cahaya yang ditangkap oleh mata kita tergantung pada
ketebalan lapisan permukaan yang dikenai oleh cahaya; untuk setiap
ketebalan tertentu, maka warna yang dihasilkan akan berbeda-beda.
Sementara itu, lapisan permukaan sebuah gelembung sabun tidak pernah
benar-benar memiliki ketebalan yang sama. â??Tegangan permukaanâ??
membuat molekul-molekul cairan selalu bergerak dan tersusun ulang agar
permukaan lapisan gelembung selalu menjadi minimum. Akibat proses ini,
distribusi ketebalan lapisan permukaan gelembung sabun selalu berubah,
dan cahaya yang dipantulkan dari gelembung sabun juga selalu terlihat
berubah. Itulah mengapa mata kita menangkap cahaya yang berwarna-warni
dari permukaan gelembung sabun, dan mengapa pola cahaya warna-warni
tersebut terlihat bergerak-gerak
Dengan mengamati warna-warni
pantulan dari permukaan sebuah gelembung sabun, kita juga bisa
memperkirakan seberapa tipiskah sebenarnya permukaan tersebut. Jika kita
masih bisa mengamati warna-warni yang dihasilkan dengan jelas, maka
setidaknya ketebalan permukaan itu kurang lebih setara dengan panjang
gelombang cahaya yang dipantulkan, yaitu antara 400 hingga 900 nanometer
(1 nanometer adalah 1.000.000.000 kali lebih pendek daripada 1 meter.)
Sedangkan jika ketebalan permukaannya telah menjadi lebih tipis daripada
400 nanometer, maka tidak ada lagi cahaya tampak yang terpantulkan, dan
permukaan gelembung sabun akan terlihat tembus pandang.